Kitab Kuning, Kitab Kunonya Pesantren
Bincang Santri - Salah Satu kelebihan Pondok Pesantren di bandingkan dengan pendidikan lain adalah adanya kitab kuning, apakah pembaca sudah pernah melihat atau membaca kitab kuning,?
Munkin dulu tidak ada kertas putih seperti sekarang ini, karena itulah penciptaan kitab kuning tersebut bewarna kuning.
Apakah hanya sebatas itu saja?
Jika hanya berwarna kuning saja, banyak sekali ditemukan di toko toko buku yang berwarna kuning.
Lantas apa yang membuat kitab tersebut hanya ada dipesantren?
Kalau hanya ada di pesantren berarti kitab tersebut masih punya perbedaan dengan kitab lainnya.
Buku atau kitab yang beredar di masyarakat semua orang pasti bisa membaca, karena buku buku itu berbahasa indonesia.
Namun, berbeda dengan kitab kuning, kitab tersebut hanya bisa dibaca oleh orang yang pandai bahasa arab.
Itulah mengapa santri tidak asing lagi dengan namanya kitab kuning, karena kehidupan sehari hari mereka dekat dengan kalam allah.
Tapi jangan salah sangka, orang yang pandai bahasa arab belum tentu bisa membaca sepenuhnya, orang seperti itu munkin hanya sebatas paham saja.
Orang yang benar benar bisa membacanya adalah orang sudah pandai gramatika arab (susunan kosa kata bahasa arab), seperti jurumiyyah, imriti, dan yang paling terkenal adalah alfiyah.
Banyak orang yang menyebut kitab kuning sebagai kitab gundul, karna kitab tersebut hanya berisikan tulisan arab tanpa harakat.
Berbeda harakat berbeda arti, itulah kelebihan yang di miliki oleh bahasa arab, oleh karena itu jika pembaca ingin membaca kitab kuning alangkah baiknya belajar ilmu gramatika arab seperti jurumiyyah beserta saudaranya.
Selain kitab kuning , ada juga yang menyebutnya dengan istilah kitab kuno.
Dikatakan kitab kuno karena rentang yang begitu jauh sejak kehadirannya, karena saking kunonya, kitab kuning hanya ada di pendidikan pesantren
Kalaupun ada, berarti orang mengadakan kitab kuning tersebut adalah orang lulusan pesantren.
Salah satu contoh dari kitab kuning adalah sullam taufiq.
Kitab fiqih yang menjadi kitab wajib di pesantren itu adalah kitab yang di karang oleh ulama indonesia dari banten, beliau bernama imam nawawi.
Dan masih banyak lagi kitab kuning lainnya.
Sekarang ini, banyak sekali di temukan kitab kuning yang bewarna putih, dengan tampilan dan lay out yang enak di pandang mata, disertai cover indahnya.
Berbeda jauh dengan dulu, kitab kuning hanya di lipat bukan di cetak dan di dilapisi dengan kertas yang lebih tebal.
Para santri yang mengaji dengan menggunakan kitab kuning, harus menulis ulang arti dari kata bahasa arab dengan menggunakan tulisan pegon
Pembaca tau bahasa pegon?
Bahasa pegon adalah tulisan arab yang plesetkan dengan bahasa jawa.
Maksudnya begini.
Tulisannya arab tapi tidak mengandung arti dari bahasa arab, ringkasnya seperti itu, jika ada waktu saya akan share mengenai bahasa pegon dan pembelajarannya.
Kami tekankan, kita kuning bukan hanya di indonesia saja, dan itu hanya sebagai istilah saja.
Ya itulah sekilas tentang kitab kuning yang melegenda di kalangan masyarakat pesantren, jika ada penambahan atai apa saja terkait artikel ini mohon untuj berkomentar di bawah ini :)
Memang susah sekali belajar nahwu, harus benar-benar teliti dalam mempelajarinya. Santri yg pintar membaca kitab kuning berarti mondok e tenanan, hehhe
BalasHapusNahwu adalah ayahnya ilmu, jika ingin menguasai ilmu lain maka diharuskan untuk menguasai illmu terlebih dahulu :)
Hapusmantap gan.
BalasHapusGw dulu klo ngaji juga gitu gan. Mantap nih artikel
BalasHapussekrang masih ngaji gak pak ?
Hapusmantap banget gan, ane jadi inget waktu pesantren dulu :D
BalasHapusNyantri dimana pak :)
HapusNice gan sayang ane blm prnah mondok , lanjutin artikelnya ya sngt menarik
BalasHapusPengen nyantri, mudah"an keturunanku besok mau jadi santri
BalasHapusAmin pak
Hapusnyantri dmna mas ?
BalasHapusDi surabaya pak
Hapushaha keinget masalalu
BalasHapusNice artikel gan jadi tau seluk beluknya
BalasHapusTerima kasih gan infonya, bermanfaat sekali sama saya.
BalasHapusBagus, tp maaaf.. saran saja, bahasanya jangan muter2.. jd pusing babe bacanya :)
BalasHapusmunkin samean lagi baca ditempat yang muter muter pak
Hapusmasih inget dulu saat dipondok belajar kitab kuning, tapi gak semua kitab berwarna kuning sih. ada yang merah, ada yang hijau, macem-macem deh warnanya. awalnya sih gak bisa tapi lama kelamaan jadi tau juga dan berkat kitab itu jadi bisa sedikit2 bahasa arab.
BalasHapuswuih hebat juga samean bisa baca kitab kuning pak
HapusArtikelnya mantab kang..
BalasHapusTerima kasih telah berkomentar mas djunaidi, insya allah kedepannya akan lebih mantab lagi mas, doakan enggeh :)
Hapus