Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Santri Jadi Kyai ? Mengapa Tidak

Bincang Santri - Terlepas dari hakikat tujuan hidup kita, setiap orang pasti mempunyai cita cita yang ingin digapai, ada yang ingin jadi pilot, ada juga jadi dokter, bahkan ada yang ingin menjadi seorang kyai.

santri jadi kyai

Setiap orang berhak ingin menjadi apa, namun kendala yang sering kita temui adalah diwaktu kecil ingin menjadi dokter tapi dikemudian hari malah ingin menjadi pilot.

Seperti halnya juga santri, sebelum berstatus santri, mereka dulunya ingin menjadi dokter, pembisnis, olahragawan dan semua apa yang mereka inginkan, tapi qodho dan qadar allah berkehendak lain.

Setelah memasuki dunia pesantren, mereka diajarkan ilmu ilmu sama'i, seperti fiqih, aqidah, dan juga tauhid.

Semua itu mereka dapatkan secara langsung dari orang yang benar benar mempraktekkannya.

Orang itu adalah kyai.

Munkin karena karena itulah, cita cita yang mereka angankan sejak dulu telah pupus sejak melihat beliau, karena kyai adalah panutan mereka.

Kyai adalah sebutan bagi orang yang benar benar memahami dan mempraktekkannya secara langsung apa yang beliau punya dan tak lupa beristiqomah didalamnya.

Tak ada seorang kyai menyebut dirinya kyai, itu hanyalah sebuah sebutan terhadap dirinya.

Seperti yang penulis uraikan, kyai adalah panutan setiap santri, mereka diajarkan berbagai hal baik tanpa meminta imbalan apapun, padahal jika dibandingkan dengan harta benda, ilmu adalah suatu yang berharga dibandingkan keduanya.

Kalau memang tanpa meminta imbalan, lantas mengapa di pondok pesantren terdapat syariah /spp?

Uang syariah atau Spp nantinya akan dikelola untuk kehidupan para santri, seperti air, listrik dan kebutuhan pokok lainnya.

Kembali ke pembasan santri jadi kyai

Tak ada sedikitpun dalam diri seorang santri untuk di akui menjadi kyai, yang mereka inginkan adalah bagaimana cara agar apa yang mereka dapatkan dari kyai bermanfaat bagi keluarga dan juga masyarakat.

Bermanfaat dalam pengamalan dan juga dalam berbagi, karena dengan membagikan sebuah ilmu, pahala atau ganjaran akan tetap mengalir meskipun kita mati.

Itulah mengapa jika ada tawaran untuk mengajar mereka akan mengiyakan tawaran itu, karena mereka paham dampak dari itu.

Bagi mereka, guru, ustad ataupun kyai bukanlah sebuah profesi, tapi banyak yang salah mengartikan tentang ini.

Ketahuilah, Profesi di dunia ini hanya ada 3 , Pedagang, Petani, dan Produsen (orang yang mengelola barang mentah)

Penulis teringat akan perkataan dari seorang guru, beliau berkata :
Janganlah mengharapkan uang dari guru (mengajar), karena itu akan mengakibatkan kurangnya ikhlas, buatlah guru (mengajar) sebagai sarana berbagi ilmu

Santri paham betul akan hal itu, apalagi kyai

Itulah mengapa banyak ditemukan kyai yang bekerja, disamping menjadi tokoh masyarakat beliau juga seorang pedagang sebagaimana rasulullah SAW.

Ada beberapa faktor yang menterbelakangi santri jadi kyai.

Pertama Nasab atau keturunan.

Santri dengan kriteria seperti ini biasanya dipanggil dengan sebutan gus (laki) dan neng (prempuan).

Di pesantren, putra dari kyai sangat di istimewakan layaknya pangeran raja.

Karena ayah dari santri tersebut adalah orang yang benar benar alim, harapannya dengan memuliakan santri tersebut, barokahnya juga akan sampai ke santri lainnya

Santri dari kalangan ini kebanyakan santri yang benar benar pintar, jika kita melihat secara biologis, ayahnya pintar anaknya pasti pintar, karena buah tak jatuh jauh dari pohonnya.

Bahkan ada yang berfikir santri seperti ini cerdas karna dia benar benar menjaga apa yang ia makan.

Apakah itu halal, subhat, atau malah haram?

Karena mereka paham betul bahwa ilmu adalah cahaya, makan makanan haram membuat hati menjadi gelap, layaknya jendela, jendela yang berdebu (gelap) membuat cahaya (ilmu) tak dapat masuk ke ruangan (hati)

Kebanyakan 85℅ dari mereka akan menjadi kyai di kalangan masyarakat sekitarnya, karena ayahnya dulu juga seorang kyai.

Logisnya Anaknya seekor macan pasti jadi macan bukan kucing XD

Kedua Barokah

Penulis pernah membahas ini, selengkapnya 
Dengan barokah serta ikhlasnya kyai kepada santrinya (meskipun santri tersebut nakal) membuat santri dikemudian hari menjadi tokoh masyarakat. Insya Allah.

Itulah 2 Faktor yang menyebabkan santri jadi kyai.

Lainnya halnya jika melihat dari sudut latarbelakang pendidikan kyai.

Apakah tersebut dulunya seorang siswa dari SMA?

Ataukah Smk?

Atau Mahasiswa?

Ketahuilah beliau dulunya adalah santri, Santri dan kyai adalah satu kesatuan.

Dan perlu dicatat
Santri bisa jadi kyai, karena dulunya kyai adalah santri.

Munkin itulah sedikit tulisan dari penulis, jika ada penambahan serta apa sana terkait artikel ini, mohon untuk berkomentar :)

2 komentar untuk "Santri Jadi Kyai ? Mengapa Tidak"

  1. Jadi Kiyai itu berat, soalnya harus menjadi suopir bagi para ahli jamaahnya, jangan sampai terjerumus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah berkomentar, memang untuk menjadi kyai itu bukanlah tugas yang mudah, namun di balik tanggung jawab yang besar akan nampak sejuta harapan dari manusia manusia seperti kita ini

      Hapus