Benih Cinta Dari Pesantren
Benih Cinta Dari Pesantren
Bincang Santri - Pagi itu adalah hal yang bersejarah bagi Hasyim dan Yazid, sudah 10 tahun mereka berdua menetap di penjara suci itu, dan sudah berkali kali mereka izin boyong, namun oleh pak kyai tidak di izinkan.
Sebagai santri mereka harus tetap patuh kepada kyainya, kyai bilang A santri pun harus A.
Itulah yang dirasakan oleh mereka berdua selama 10 tahun, dan akhirnya 10 tahun ini akan mereka tanggung jawabkan di kehidupan bermasyarat.
Jember 20, Januari 2001 adalah hari dimana mereka berdua akan keluar dari penjara suci setelah mendapatkan restu dari kyainya
Hasyim seorang dengan perawakan tinggi dengan kulit sawo matang khas suku jawa, baik dari ayah maupun ibunya asli suku pribumi jawa.
Dengan wajah yang penuh beribawa membuat nilai tersendiri baginya, siapapun yang memandangnya akan mengira dia adalah anak yang berumur 27 tahun padahal umur hasyim adalah 22 tahun.
Wajah tuanya tak membuatnya jelek di pandang, diantara teman temannya hasyim termasuk orang yang tampan.
Berbeda sekali dengan Yazid, dengan tinggi sekitar 150cm membuat yazid menjadi orang terpendek diantara teman temannya
Kulitnya yang putih dan halus disertai mata sipit layaknya kaum china, membuat orang yang melihatnya pertama kali akan mengira dia adalah keturanan tionghoa
Padahal tak ada nenek moyangnya yang berasal dari kaum itu, entah kenapa perawakan yazid seperti orang irang tionghoa.
Karena banyaknya orang pribumi yang tak menyukai kaum tersebut, pernah suatu ketika yazid di pandang oleh orang orang yang tak di kenalnya dengan pandangan sinis.
Yazid geram jika diperlakukan seperti itu, tapi terkadang yazid juga merasa prihatin kepada kaum minoritas itu
Yazid : Begini ya rasanya jadi kaum minoritas
Hasyim : Sudahlah zid, kamu jangan mengeluh terus, syukuri apa aja yang ada, toh kamu bukan bagian dari mereka
Yazid : Kamu enak yang gak ngerasain, pengen rasanya nyukil mata orang orang itu
Hasyim : Kamu tuh harusnya bangga, diantara kita cuman kamu yang punya mata sharingan kayak sasuke (sambil berlari)
Yazid : Sialan kau syim
Yazid mengingat ngingat kejadian dulu, hanya hasyimlah yang selalu berada disampingnya di kala susah maupun senang, mereka berdua selalu bersama sama, baik itu makan tidur maupun mandi XD
Allahu akbar, Allahu akbar
Suara kumandang adzan dhuhur dari masjid pesantren at tholibin, menjadi suara terakhir mereka mendengarnya, suara itu seakan akan mengajak mereka untuk bertamu di masjid persantren tersebut.
Yazid : Sudah dhuhur nih, sebelum pulang kita jamaah dulu trus salaman ke anak anak
Hasyim : Iya syim
Mereka berdua sholat berjamaah bersama sama, yazid sebagai imam mengakhiri sholatnya dengan salam.
Yazid : Ya allah, hari ini kami berdua akan keluar dari pesantren, bukan berarti kami menutup untuk mencari ridhomu, bimbinglah kami selama berada di kehidupan luar, hanya kepadamulah kami meminta dan memohon, jagalah kami dari jeleknya dunia , amiin.
Hasyim : Amiin
Mereka berdua hendak menuju kamar 3B, kamar itulah yang menjadi saksi selama mereka mencari ilmu di pondok pesantren
Cat pintu yang layak di ganti dengan cat baru, akan menjadi kenangan yang bagi mereka di kala mereka akan bertamu di pesantren
Assalamualaikum, mereka berdua mengucapkan salam.
Walaikum salam, orang orang didalam kamar menjawabnya
Zid, syim beneran kalian jadi boyong ? pertanyaan itulah yang selalu ditanyakan oleh teman temannya.
Sebagai santri yang hidup bersama sama, mereka dengan wajah nesu menjawab pertanyaan temannya.
Maaf ya teman teman, karena banyaknya alasan, akhirnya kami memustuskan untuk boyong, dan alhamdulillah kami sudah mendapat izin maaf ya kawan, yazid menjawab sebagai perwakilan
Trus yang akan mengatur kami siapa nantinya kang hasyim, salah seorang anggota kamar bertanya kepada hasyim
Hasyim memang di pasrahi oleh pihak pesantren sebagai ketua kamar 3B.
Hasyim : Banyak kok yang akan menjadi penggantinya, dan kalian kan sudah besar besar jadi gak perlu nunggu di ataur terlebih dahulu.
Banyak teman sekamar yang menyayangkan akan kepergian mereka berdua, mereka berdua dikelan oleh teman sekamar sebagai panutan mereka.
Jika kedapatan anggota kamar yang melakukan kesalahan, salah satunya di antara mereka pasti mengingatkan.
Hari itu adalah hari yang amat menyedihkan, hasyim dan yazid akan berpisah dengan teman temannya, dilain pihak ada orang orang yang menunggu kedangan mereka berdua.
Setelah bercengkrama dengan teman temannya mereka berdua bersiap siap untuk pamit.
Yazid : Syim, kitab sudah di bereskan semua?
Hasyim : Sudah, semua sudah beres tinggal ini yang nanti akan selalu kubawa (sambil menunjukkan nadhom Alfiyah kepada yazid)
Yazid : Ya udah kalau begitu, kita berangkat udah sore soalnya.
Hasyim : Kami berdua pamit ya kawan, jika ada waktu kami berdua pasti akan mampir kesini, saling jaga diri ya, salam buat teman teman, Assalamualaikum
Walaikum salam, jawab mereka secara serentak
Perpisahan itu meninggalakan tetesan air mata dari salah satu anggota kamar, inilah kehidupan kalau tak ingin berpisah jangan pernah bertemu.
Pukul 14.00
Langit tak sepanas seperti biasanya, awan awan hitam mulai menutupi daerah itu.
Yazid : Ayo syim, nanti keburu hujan.
Hasyim : Iya
Mereka berdua berlari lari kecil ke arah pintu gerbang utama, mereka melihat sudah melihat ada salah satu bus yang berhenti.
Mereka berlari, dan berlari.
Setibanya di pintu gerbang yang bertuliskan pondok pesantren At Tholibin jember, mereka berhenti, tempat inilah mereka berdua berasal, berasal mencari ilmu untuk mencaei ridho allah.
Kenangan indah itu akan selalu terkenang di hati mereka berdua, ya sampai kapanpun akan selalu terkenang.
Mereka melangkahkan kaki ke bus tersebut di sertai hujan turun dengan derasnya, layaknya menangisi atas kepergian mereka berdua.
Kenapa mereka boyong ? Kenapa Hasyim berada di bus yang sama dengan yazid ? ikuti kisahnya yang masih menjadi misteri
Lanjut ke :
Episode 2 : Tinggal kenangan
Itulah Benih cinta dari pesantren, tetap stay ya agar admin bisa membuat serial keduanya :)
Posting Komentar untuk "Benih Cinta Dari Pesantren"