Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Setoran, Kegiatan Yang Menakutkan Bagi Santri

Bincang Santri - Berbeda tempat, berbeda pula arti, seperti halnya setoran, jika objeknya adalah sopir ataupun orang yang bekerja dibawah kendali orang lain, setoran bisa di artikan sebagai penyerahan uang dengan persetujuan dati kedua belah pihak.
setoran kegiatan yang menakutkan

Berbeda arti lagi, jika setoran tersebut objeknya adalah pondok pesantren, setoran dalam hal ini adalah santri menyetorkan hafalan atas persetujuan dari guru / ustad.

Setoran adalah makanan setiap minggu bagi santri, bahkan ada juga yang tiap hari setor, semua itu tergantung dari sistem yang di ajarkan oleh ustadnya.

Tapi tahukah anda?

Setoran juga merupakan salah satu kegiatan yang di takuti oleh santri, bagaimana tidak? dengan kegiatan yang diawali di pagi hari dan berakhir dikala malam, mereka diharuskan untuk menghafal setiap harinya dan menyetor apa yang di hafalkan setiap minggunya.

Karna itulah banyak juga santri tambeng (nakal) tak mau untuk menyetor hafalannya yang berakibat adanya takzir untuk mereka.

Ada juga santri yang bodohnya bukan main, menerima pelajaran yang ia peroleh saja ia sudah susah untuk menelahnya, di tambah lagi setoran yang menghatui setiap harinya.

Mau tak mau akhirnya dia merelakan untuk di takzir berkelanjutan.

Takzir bisa saja berupa berdiri dikelas, dijemur, dan lain lain seperti hari ini tidak setor dan minggu depan wajib 2 kali lipat dan itu berlaku kelipatan.

Meskipun begitu, tapi masih ada juga santri yang berkata "lebih baik di takzir daripada setoran" XD

Jadi jangan kira hanya hantu saja yang dapat menakuti seseorang, setoran pun bisa XD

Tapi kita kembali lagi ke konsep pondok pesantren dipaksa-terpaksa-terbiasa, ya dengan konsep itulah setoran yang menakutkan bisa menjadi kawan bagi santri.

Teman saya pernah mengatakan "hafalan di pondok lebih meyakinkan, daripada hafalan dirumah".

Ya, memang, dengan tekanan seperti adanya takzir itulah yang membuat santri untuk melakukan setoran.

Berbeda jauh jika kita hafalan di rumah, adanya malah hafalan hilang, meskipun begitu, ada juga yang hafalan di rumah tapi masih berpegang teguh dengan istiqomahnya.

Tapi itu sungguh sulit sekali.

Seperti yang telah saya jelaskan di atas, setoran berlaku tiap minggu sekali, seperti setoran nadzoman alfiyah, imriti, dan nadzoman lainya.

Ada juga setoran tiap harinya, setoran ini berlaku bagi orang yang hafidzul quran.

Bagaimana mereka bisa membagi waktu padahal setiap harinya saja mereka sudah disibukkan oleh kegiatan?

Mereka merelakan waktu tidurnya untuk halafan, ada juga yang hafalan setelah sholat rawatib dan cara ini paling efektif mengingat banyaknya kegiatan yang ada.

Habis Sholat 1 nadzam, bagaimana jika 5 kali, asumsinya 1 minggu sudah mendapatkan 35 nadzam, berbeda lagi jika tiap harinya mendapatkan 10.

Ya semoga dengan ini bisa membuka penasaran bagi orang yang belum pernah merasakan indahnya hidup di pesantren.

Jika ada penambahan terkait artikel ini, mohon untuk berkomentar di bawah ini :)

2 komentar untuk "Setoran, Kegiatan Yang Menakutkan Bagi Santri"

  1. Dari pondok mana, mas? Kayaknya hafalannya banyak juga...Saya ketika di pondok dulu menghafal bait mahfudzat (pepatah arab), al-Quran, dan mutolaah

    BalasHapus
    Balasan
    1. dari pesantren surabaya pak, wah kalo setoran saya masih belum apa apa dibandingan teman saya pak :)

      Hapus