Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aku Layaknya Santri Kalong

Santri Kalong
Bincang Santri - Santri, jika dilihat dari sudut pandang tempatnya, terbagi menjadi 2 bagian , santri mukim dan santri kalong, santri mukim adalah santri yang menetap di pesantren, seperti halnya santri pada umumnya.

santri kalong

Apa itu santri kalong?


Pengertian Santri Kalong


Sedangkan pengertian dari santri kalong adalah kebalikan dari santri mukim, santri yang tidak menetap di pondok pesantren

Santri kalong biasanya adalah pemuda pemudi yang mukim di daerah sekitar pesantren, oleh karena itu pemuda pemudi tersebur memanfaatkan pesantren sebagai sarana belajar (kan eman toh, kalau tidak dimanfaatkan).

Pagi kerja, sorenya mengaji di pesantren seperti itulah santri kalong.

Pihak pondok pesantren pun membuka kebar lebar bagi siapa saja yang ingin menjadi santri kalong, tapi semua pesantren menetapkan sistem seperti itu, karena munkin ada kecemburuan dari santri.

Jika dilihat dari definisi santri, santri kalong bukanlah seorang santri, tapi tidak menutup kemungkinan santri kalong bisa menjadi santri layaknya seorang santri dengan memegang arti dari sebuah filosofi santri


Aku,?

Apakah aku santri mukim ataukah santri kalong?

Aku lupa memperkenalkan diri, sebut saja namaku fulan, (wkwkwk)

Aku hanya ingin berbagi kisah disini

Yah, terkadang dalam diriku terdapat santri mukim dan juga terkadang sifat santri kalong ku keluar.

Apa maksudnya?

Hakikatnya aku adalah santri mukim, tapi terkadang aku adalah santri kalong, dalam 1 bulan sekali biasanya aku pulang ke rumah, aku paham betul dampak pulang tanpa izin


Bedanya santri kalong akan pulang ke rumah setiap hari selepas mengaji, kalau aku hanya 1 bulan sekali.

Meskipun begitu, anak anak sering memanggilku dengan sebutan santri kalong.

Aku harus menerimanya, toh aku memang seperti itu.

Salah satu faktor yang menyebabkan santri sering pulang adalah tidak kerasan atau tidak betahnya di pesantren.

Biasanya alasan itu sering terjadi pada santri baru, tapi aku bukanlah santri baru dan kenapa alasan itu yang melekat pada diriku?

Apakah faktor terlalu lamanya aku mondok di pesantren, apakah aku bosan disana, atau ingin membantu orang tua sebagai alasan untuk mensukseskan agar aku bisa boyong.

Entahlah, tapi yang pasti aku memang tidak betah di pondok, layaknya sebuah kalender, aku mempunyai tanggalan merah tersendiri.

Ketika santri santri mengaji kitab kuning, aku malah berada di rumah, ketika santri santri menyetor nadhomannya, aku malah enak enak an di rumah.


Aku sadar, apa yang aku lakuin ini salah, tapi entah kenapa aku tak bisa menghentikan kelakuan buruk ini.

Memang tidak pantas jika seorang yang patut untuk dicontoh melakukan kegiatan layaknya santri kalong.

Kelakuan ini terjadi selama hampir setengah tahun dan semoga allah membuka hati ini agar bisa menjadi santri seperti dahulu kala

Munkin hanya itu yang dapat aku kisahkan salam fulan.
Bagaimana ? tertarik untuk berbagi kisah dengan kami, entah itu kisah cinta, misteri, maupun curahan hati, selama ada sangkut pautnya dengan santri, kami akan mempublishnya

Jika berminat Klik bawah ini
Berbagi Kisah

2 komentar untuk "Aku Layaknya Santri Kalong"