Kisah Cinta Sedih Santri Teruntuk Santriwati
Cerita Sedih Santri
Bincang Santri - Pernahkan anda mengalami rasa cinta, apalagi cinta dan kasih pada sesama makhluk, begitu jug yang aku rasakan, sejak 6 tahun terakhir tak pernah ada wanita yang benar benar singgah di hatiku.
Aku adalah seorang santri, hidup di pondok pesantren kujalani hingga 9 tahun, banyak kisah kisah menarik di dalamnya, baik duka maupun suka, salah satunya adalah istilah adek kakak.
Percaya atau tidak, istilah seperti memang benar benar ada di pondok pesantren, dengan catatan bahwa pesantren tersebut tidak terlalu ketat, maksudnya santri dan santriwati masih bisa bertatap muka.
Adek yang aku maksud adalah seorang santriwati berperawakan kecil, imut, tidak cantik namun manis.
Usmei kamilah namanya, keturunan dari ras madura tulen, entah mengapa dia begitu sayang padaku, aku tak tahu apa yang dilihatnya dariku, padahal aku sendiri merupakan pria yang jelek dari segala macam bentuk, baik hati maupun fisik.
Sudah 7 tahun terakhir ini hubungan kami berlalu begitu saja, saat itu aku masih menganggapnya hanya sebatas adik, bahkan aku pun pernah tak peduli padanya, hanya karena ingin menghargai perasaannya padaku, aku berpura pura untuk menyayanginya.
Yang aku kagumi terhadapnya adalah sikap ketulusannya padaku, setebal apapun batu pasti akan hancur juga jika di asah setiap hari.
Begitu juga dengannya, dia terus bersabar, dia terus berjuang, terus dan terus untuk meluluhkan hatiku.
Dan pada akhirnya dia benar benar bisa mengambil hatiku, mengambil hari hariku, bahkan mengambil mimpiku.
Usahanya tak sia sia, perjuangan yang ia lakukan akhirnya membuahkan juga, 7 tahun sungguh waktu yang tidak sedikit.
Saat liburan pesantren, ku lewati hari hariku dengan bercanda dengannya, meskipun hanya sebatas sosial media bagiku itu sudah cukup.
Namun kesenangan itu hanya berjalan tak sampai 1 bulan lamanya, karena tepat sebelum balikan pondok pesantren dia mengatakan sesuatu padaku.
Suasana saat itu indah, langit tidak menunjukkan tanda tanda bahwa hujan akan turun, namun tidak bagiku.
Dia mengatakan sesuatu yang tak ingin kudenger.
"Aku sudah punya tunangan sejak 2 tahun lalu"
Begitu katanya, ya allah.
Hati tak secerah malam itu, aku berusaha teguh meskipun sedikit goyah, tapi setelah kepergiannya aku benar benar goyah.
Sudah 3 hari lamanya setelah di berucap kalimat itu, aku benar benar dibuat selalu memikirkannya.
Kenapa ? kenapa saat aku benar benar telah membuka hatiku untuknya kenapa pula dia akan pergi ? kenapa ?
Aku tau dia memang tak suka dengan tunangannya, dia melakukan itu hanya karena ini ibunya bahagia, sungguh anak yang berbakti.
Aku tau dia masih berharap padaku, dan apakah aku harus berjuang untuknya saat dia telah di ikat orang lain ? kalau memang seperti itu jadinya, aku adalah orang yang berhak untuk dibunuh menurut tradisi.
Karena tak boleh mengganggu pasangan yang telah bertunangan.
Dia berkata padaku
"Aku mengatakan ini agar kau bisa berjuang untukku, dan jika kau malah menghindar 7 tahun perjuanganku sia sia"
Apa yang harus aku perjuangkan, padahal sudah jelas dia milik orang lain, jika aku mengacau, akulah yang patut untuk disalahkan.
Sedangkan jika aku tak menghindar, aku sendiri yang tak sanggup, aku yang tak kuat, bersama dengan orang yang kusayang namun pada akhirnya milik orang lain.
Sungguh aku tak bisa. allah.
Aku benar benar paham yang aku rasakan sekrang, cinta tulus darinya padaku membuat ku sadar betapa penting dirinya.
Yah harapan satu satunya saat ini adalah bercerita kepada kakak kandungnya apa yang mesti kulakukan, padahal sebelumnya aku tak pernah berani membahas dirinya di depan kakak kandungnya.
Namun saat ini berbeda, aku jauh lebih pemberani, bertanya sikap apa yang mesri kuambil, apakah masih ada harapan atau hanya tinggal kenangan ?
Aku pribadi berharap tunangan tersebut batal tanpa menimbulkan permasalahan, seperti rengganya antara kedua keluarga mempelai.
Jika itu yang terjadi lebih baik aku yang menghindar.
Teruntuk adek kecilku, usmei - I MISS YOU
Posting Komentar untuk "Kisah Cinta Sedih Santri Teruntuk Santriwati"