Ziarah Santri Ke Makam Putri Dewi Sekardadu
Makam Putri Ageng Sekardadu Sidoarjo
Bincang Santri – Cerita ini sudah lama sekali, lebih tepatnya terjadi pada tanggal 27 ramadhan, saat itu kami ditawari untuk mengikuti kegiatan ziarah rutinan yang diadakan oleh lembaga pendidikan anak anak, dari pada nganggur dirumah, akhirnya kami mengiyakan tawaran tersebut, dan pada saat itu kami diberitahukan bahwa wisata yang akan di tuju adalah pesarean atau makam dewi sekardadu yang berada di desa ketingan (kepetingan) kec buduran sidoarjo.
Sebelum berangkat ketempat tujuan, sebelumnya kami sudah mendapat arahan dari pimpinan agar berkumpul di TPA, tepat setelah waktu dzuhur, satu persatu peserta yang terdiri dari ibu beserta anaknya mulai berdatangan.
Yang kami sayangkan adalah, suami dari ibu ibu tersebut tidak ikut, munkin ada kegiatan lain ya.
Akhirnya tepat pukul 12.30 wib kami berangkat menggunakan angkotan umum yang sebelumnya sudah disewa, total keseluruhan mobil angkot yang disewa adalah 3 mobil, tiap moil berisi setidaknya 20 orang, jadi seluruh peserta baik anak anak hingga dewasa berjumlah 60 orang.
Ada banyak sekali akses jika kita menuju ke makam dewi sekardadu, bisa melalui jalur sepeda motor dan juga kapal.
Karena kita menggunakan mobil sebagai kendaraan, mau tak mau kita harus berhenti di dermaga kecil yang berada di desa buduran, untuk menyewa perahu yang kita gunakan untuk menyusuri sungai ketingan, dan tepat di ujung sungai tersebut terdapat makam dewi sekardadu.
Biaya dari perahu ini kisaran 300-500 ribu rupiah, tergantung pintar tidanya kita dalam tawar menawar, biasanya perahu bisa di isi oleh 50 penumpang.
Waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk sampai ke tujuan, bukanlah 20 menit atau 40 menit, melainkan 1 jam perjalanan, jadi kita benar benar menyusuri sungai ketingan hingga menuju ke lautan.
1 jam perjalanan menuju ke tempat, 1 jam lagi untuk pulang, jadi setidaknya kita akan membutuhkan waktu 2 jam setengah jam untuk kembali ke dermaga.
Di awal awal perjalan menggunakan perahu, bukan pemandangan indah yang kami dapatkan, melainkan sungai yang kotor, sampah berserakan, di tampah lagi dengan perkampungan kumuh yang berjejer secara tidak rata di pinggiran sungai.
Tapi setelah 30 menit lalu, mata kami benar benar di manjakan oleh pemandangan alam sungai ketingan, meskipun sungainya bewarna coklat sebagaimana sungai pada umumnya, namun diwaktu itulah kami tidak melihat sampah apapun.
Benar benar bersih !!.
Munkin hanya ada beberapa tumbuhan eceng gondok yang dapat kalian temui nantinya, di tengah tengah perjalanan tersebut, kalian bisa melihat ikan keting berloncatan, bahkan kami sempat menemukan biawak dan ular yang sedang berenang di sungai.
Tidak seperti tadi, kini pinggiran sungai hanya tumbuhan serta pepohon hijau, hingga saat itu kami tidak menemukan tanda tanda kehidupan.
Selang beberapa menit, mata kami dimanjakan oleh panorama pohon bakau, akar akarnya yang menonjol ke atas sebagai bukti bahwa pohon tersebut benar benar pohon bakau.
Jika ada pohon tersebut di pinggiran sungai berarti kita sudah dekat dengan lautan, itulah yang kami pikirkan, dan tepat, akhirnya kamipun sampai di tempat tujuan dengan selamat.
Kami tidak mengira, ternyata di sekitar makam putri dewi sekardadu sudah ada desa, dan jika masih terus lurus, maka kita akan sampai di lautan.
(Bersambung).
Nah itulah kisah kami beserta santri TPA Surabaya, karena dirasa terlalu kepanjangan, maka cerita ini akan kami bagi 2, di kelanjutannya akan kami ceritakan siapa sebenarnya dewi sekardadu itu, jadi untuk itu, tunggulah kami, hingga kami bisa menemani sobat, yah jika pertanyaan atau apa saja, mohon untuk berkomentar dibawah ini ya.
Posting Komentar untuk "Ziarah Santri Ke Makam Putri Dewi Sekardadu"