Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Akhirnya Santri Ini Bertemu Dengan Nabi Khidir

Kisah Bertemu Nabi Khidir
Bincang Santri - Sebelumnya penulis ingin berterima kasih kepada pengunjung setia, yang masih betah untuk menunggu kelanjutan dari kisah santri bertemu nabi khidir.

kisah bertemu nabi khidir

Episode kali ini adalah episode terakhir kisah santri bertemu nabi khidir, disarankan terlebih dahulu bagi yang belum baca episode pertama, baca di bawah ini


Yak, mari kita lanjutkan kisahnya.

Setelah mendapat penuturan dari sang kyai tentang bagaimana cara bertemu nabi khidir.

Maka mulailah hari-hari si santri diisi dengan puasa di siang hari dan berdzikir di malam hari, semua itu dia lakukan dengan satu tujuan: semoga Allah mengabulkan doanya untuk bertemu dengan Nabi khidir.

Mulanya ia sangat bersemangat, di tengah tengah muncul rasa bosan dan lelah berkepanjangan, ingin sekali rasanya untuk berhenti.

Namun dia sadar, mengingat kesempatan seperti ini hanya datang sekali, semangatnya pun muncul lagi hingga malam ke empat puluh atau malam terakhir.

Malam itu adalah malam yang istimewa, baginya, bagaimana tidak? syarat yang ia lakukan selama 40 hari berturut turut akan segera berakhir dan dia akan bertemu dengan seorang nabi.

Bagaimanakah rupa beliau? Dalam kisah-kisah para Nabi yang telah ia dengar dari berbagai guru, biasanya Nabi akan memakai jubah panjang.

Seketika itu, tanpa ia sadari senyumnya merekah membayangkan Nabi Khidir akan berkunjung ke rumahnya.

Susah paya selama 40 hari berturut turut, tak ia pikirkan lagi

Sebelumnya sudah ia persiapkan malam itu dengan lebih baik.

Rumah telah di bersihkan, kamar dan makanan pun telah persiapkan, semuanya sudah lengkap, tinggal menunggu kedatangan nabi khidir.

Ia teringat akan ucapan kyainya :

"Di malam terakhir, kamu pantang untuk tidur dan meninggalkan rumah"

Setelah melaksanakan sholat isya'  ia masih sibukkan dengan berdzikir malam dan berdoa kepada Allah SWT agar diberi kesempatan bertemu dengan Nabi khidir.

Selepas berdzikir, sang santri menanti di depan rumah, jika ada tema yang datang berkunjung untuk mengajaknya pergi. dia akan menolaknya secara halus agar tidak menyakiti prasaan temannya tolak

Dia telah bertekad untuk tidak pergi kemana-mana karena nabi khidir akan segera datang

Semakin malam, cuaca semakin dingin,  Angin bertiup sangat kencang, hawa dingin menusuk sampai tulang, memang pada malam itu sepertinya huja akan turun, sang santri berdoa agar cuaca tidak semakin memburuk.

Penderitaannya udah di ambang batas, dingin mulai merayapi tubuhnya , ia lalu pergi untuk menghangatkan badan dengan minum air hangat dan kembali berdzikir sembari menunggu kedatangan Nabi Khidir.

Jika malam ini dia tertidur, maka sia sia apa yang ia lakukan selama 40 hari, jadi apapun keadaannya dia tak boleh tidur.

Sosok yang ia tunggu tidak muncul juga, hanya beberapa orang yang lewat di halaman rumahnya, semua itu temannya

Jam telah menunjukkan jam 2 tengah malam. Tapi nabi khidir  tetap tak kunjung datang.

Mungkinkah Nabi khidir tidak akan datang.? itulah yang ada di pikirannya

Mungkinkah Pak kyai berbohong.? mulai ada rasa curiga terhadap sang kyai

Mungkinkah memang benar Nabi Khidir itu tidak ada.? semua pertanyaan langsung menyerbu otak pikirannya

Dia mulai bingung, angin semakin kencang terus berhembus, santri itu pun sangat kedinginan, dan mulai rasa kantuk menyerang, guntur dan kilat akhirnya menunjukkan kegagahannya

Tak disangka sangka akhirnya.

Hujan deras pun turun juga, namun santri itu masih tetap berada di halaman rumah.

Cipratan air hujan yang dingin tidak menurunkan niatnya untuk terus menunggu kedatangan nabi khidir.

Jam telah menunjukkan pukul 3 dini hari.

Hujan masih belum berhenti,  bahkan hujan turun lebih deras.

Ia mulai berfikir, apa yang dilakukan ia selama ini adalah sia sia

Takkan mungkin akan ada tamu yang datang ditengah tengah hujan yabg deras ini, sangat tidak mungkin sekali.

Maka niatnya sudah bulat menghadap kyai untuk protes.

Rasa kesal menghantuinya, ketika ia akan masuk rumah, namun dari arah yang tidak  sangka-sangka datanglah seorang pria dengan menunggang gerobak yang ditarik sapi melewati depan rumahnya. Ia sepertinya kehujanan.

Awalnya Santri mengira, mungkinkah ia nabi khidir yang di tunggu?, dia kecewa karena pria tersebut hanyalah seorang lelaki biasa yang mananyakan tempat.

Lelaki tersebut berhenti tepat di depan sang santri dan dia bertanya,

“kemanakah arah menuju daerah ini?”.

Dengan malasnya santri itu pun menjelaskan ke arah mana orang itu harus pergi.

“Maukah engkau mengantarku ke daerah itu wahai anak muda?” Tanya lelaki itu.

Santri pun mulai kebingungan.

Ingin rasanya untu menolong lelaki itu, tapi disatu sisi sang santri masih ada harapan untuk bertemu dengan nabi khidir

Akhirnya santri itu menolak dengan halus

“Mohon maaf pak, saya tidak bisa mengantar bapak, tap saat ini saya sedang menunggu seorang tamu”.

Lelaki itu menjawab

“Baiklah kalau begitu anak muda, terima kasih atas informasinya, saya akan pergi menuju tempat ini” sambil menjalankan gerobaknya

Hujan semakin deras, munkin orang orang disekitarnya sudah terlelap dam tidur indahnya

Berbeda dengan santri ini, dia tetap tidak tidur, ia masih terusa saja menunggu kedatangan seorang tamu, tapi sayang, sampai shubuh pun tak ada tamu yang datang

Ia sungguh kecewa sekali, pengorbanannya hanya sia sia, maka ia putuskan untuk menghadap kyai mengenai tidak datangnya nabi khidir.


Akhirnya sang santri pergi menghadap kyainya, ia ceritakan kejadian semalam tanpa mengurangi dan menambahkan penjelasan lainnya.

Hingga akhirnya keluarlah ucapan kyai mendengar penjelasan santrinya

“Tadi malam tidak hujan!”. 

mendengar apa yang di ucapkan oleh kyainya, santri mulai heran, padahal kemaren malam sangat deras sekali.

Ternyata ucapan kyai tadi dibenarkan oleh khodam kyai yang mendengar pembicaraan mereka

Sang santri semakin heran ditambah ucapan kyai yang berkata lagi.

“Lelaki yang membawa gerobak itulah nabi khidir yang ingin kau temui, sayang kamu tidak mau ketika beliau mengajak kamu pergi"

Mendengar penuturan dari kyainya, ia izin pergi sebentar untuk memastikan, apakah benar benar kemaren malam itu tidak hujan.

Sesampainya dirumah, santri itu terkejut, halaman tanah dirumah dan sekitarnya kering, padahal kemaren malam sangat deras sekali, ditambah angin dan petir yang menyambar.

Dan apakah benar lelaki pembawa gerobak itu nabi khidir?

"Sungguh merugilah diriku jika itu memang nabi khidir, kenapa kemaren aku tidak menonolongnya"

Nampak raut kekecewaan keluar dari wajah sang santri

Setelah melihat semuanya, ia bergegas untuk kembali ke kyai, dan menyampaikan unek uneknya.

“Bagaimana kyai, bolehkah sayang mengulangnya dari awal, puasa selama 40 hari berturut turut dan berdzikir dimalam hari?"

“Tidak bisa nduk, kesempatan hanya datang sekali, dan kau melewatkannya"

Inilah kisah santri bertemu nabi khidir, sang santripun akhirnya bertemu dengan nabi khidir tetapi ia tak sadar, kisah ini saya dapatkan ketika saya menginjak kelas Mts.

Dan apakah benar nabi khidir bisa ditemui dengan cara di atas, Wallahu a'lam.


Selamat menikmati sobat :).

5 komentar untuk "Akhirnya Santri Ini Bertemu Dengan Nabi Khidir"

  1. Aih keren euy, sangat bermanfaat :)

    BalasHapus
  2. sayapun sangat terinspirasi dengan kisah nabi khidir AS. dan menurut beberapa riwayat bahwa nabi khidir berada di lautan dan identik dengan air (air menjadi lambang kehidupan). mudah-mudah saya jg memiliki kesempatan bertemu dengan beliau dan di doakan agar menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.

    BalasHapus
  3. Inspirasi supaya lebih dekat kepada sang maha pencipta, sungguh hati ini luluh saat perlahan menuturkan kata demi kata sampai akhir episode 2. Maha kuasa Allah SWT
    Tetimakasih sudah memberikan informasi yang sangat berguna

    Mudah-mudahan bermanfaat dunia akhirat, namun ada satu pertanyaan. Apakah kisah ini Asli atau hanya sekedar bualan saja?
    Terimakasih (h)

    BalasHapus
  4. Terima kasih telah menyediakan waktunya untuk membaca kang, asli atau tidak menurut saya itu tidak begitu penting, selama itu bisa merubah kehidupan seseorang (menuju kebaikan)apa salahnya jika kita hanya berbual belaka. :)

    BalasHapus