Kisah Misteri Dari Santri Nakal
Bincang Santri - Panggil saja aku dengan nama Ahmad, usia mondokku hampir menginjak belasan tahun, berbagai kisah kualami, dimulai dari kisah senang, sedih, percintaan (aku serius), hingga kisah misteri yang sedang aku ceritakan ini.
Hari itu adalah hari kamis, sudah menjadi kegiatan mingguan di pondokku jika menginjak hari kamis akan diadakan tahlilan dan sholawatan bersama.
- Baca Juga : Malam jumat, Malam minggunya anak santri
Kegiatan dimulai setelah sholat maghrib berjamaah, semua santri oleh para pengurus tidak diperkenankan untuk keluar dari masjid sebelum acara selesai.
Namun aku tidak ada diantara santri yang berada di masjid mengikuti kegiatan tahlilan bersama.
Aku malah berada di tempat biasa aku nongkrong bersama teman teman di waktu siang.
Jujur saja aku adalah termasuk santri yang tergolong nakal, sering tidak mengikuti kegiatan harian, sering kena takzir atau hukuman, namun disamping itu semua, aku adalah orang cepat tanggap dalam menanggap suatu pelajaran (jujur XD)
Yap kembali ke kisah misteri
Tempat yang tadi aku ceritakan adalah tempat dengan banyak rimbunan pohon disertai dengan hempasan tambak luas berisikan ikan ikan bandeng.
Pondok ku memang berada di suatu daerah tempat pendestrian ikan bandeng dan garam.
Jadi lumayan kedesa desaan meskipun berada di wilayah perkotaan.
Tidak seperti biasanya, aku kesana seorang diri ditemani sebungkus rokok, saat itu aku memang kesana di waktu menjelang maghrib.
Burung burung camar sudah pergi digantikan oleh suara burung gagak, pertanda bahwa maghrib akan segera datang.
Namun aku tak takut (masak santri yang biasanya berurusan dengan pengurus, harus takut dengan hantu, pikirku)
"Allahu Akbar" (suara adzan dari masjid sudah berkumandang)
Aku tetap tak beranjak dari tempat yang aku duduki.
20 menit telah berlalu, biasanya di saat saat seperti ini, kegiatan tahlilan sudah dimulai.
Disaat para santri dengan kyusuk membacakan tahlil (kiriman doa) bagi orang orang terhadulu, seperti kakek, nenek, ibu dan juga ayah.
Namun aku dengan santainya menghiraukan hal itu.
Tiba tiba perutku terasa mulas, ingin rasanya beranjak dari tempat itu, nakun aku berpikir 2 kali, kalau aku pindah dari tempat itu, berarti hukuman akan menimpaku.
Karena pasti para pengurus akan melihatku, dan nyatanya aku tidak mengikuti kegiatan wajib di hari kamis.
Akhirnya dengan terpaksa, aku buang hajat di sana, karena disana sudah ada air dan tempat untuk buang hajat (jamban)
(Maaf sedikit jorok)
Seperti kebanyakan orang, buang hajat akan terasa nikmat jika ditemani oleh sebatang rokok.
Malam mulai kelihatan gelapnya sampai terasa di tempatku, tapi aku masih tak takut, ku hisap perlahan rokok itu, seraya berhayal kemana mana.
Deg deg deg
Ada perasaan aneh, kulihat ada seseorang dengan samar samar berada dibawah pohon.
Seharusnya jika aku memakai kacamata, orang tersebut akan terlihat lebih nyata, tapi aku lupa membawanya.
Minus ku lebih parah dari santri lainnya, jadi sudah sewajarnya jika aku melihat sesuatu akan nampak terlihat samar.
Tapi itulah yang membuat aku tidak takut, pikirku bayangan samar itu adalah teman teman yang mengerjaiku.
Namun prasangka itu salah besar.
Kubiarkan bayangan samar tersebut hingga akhirnya ada sinar merah yang di daerah kepalanya.
Warna merah itu jelas sekali meskipun aku tidak memakai kacamata, bayangkan saja, dikegelapan nampak sebuah cahaya, sudah pasti cahaya tersebut akan menjadi sorotan orang yang melihatnya
Deg deg deg
Aku semakin takut, kenapa ada bayangan merah, dan semakin lama semakin bercahaya.
Kuberanikan diri untuk melihatnya lebih dekat, munkin ada satu meter jaraknya.
Aku kaget.
Ternyata bayangan itu adalah orang bertubuh besar dengan mata merah yang bercahaya.
Tubuhnya hitam namun samar karena gelapnya malam, hanya nampak cahaya merah yanh keluar dari matanya.
Aku berlari sejauh munkin, semak semak kulewati namun ada kejanggalan.
Kenapa bisa tubuhku terasa sakit ketika melewati semak semak itu?
Aku sadar, aku tidak memakai sehelai kainpun (maaf jorok)
Aku tak menghiraukan itu (munkin karena hanya ada santri putra saja) XD
Ku terobos tempat biasa para pengurus menjaga.
Keberuntungan ada dipihakku, tidak ada satupun pengurus disana.
Meskipun ada akan kuterobos mereka, pikiranku hanya satu saat itu.
Berlari sejauh munkin.
Dalam keadaan tanpa sehelai kain, aku langsung menuju kamar.
Tidak seorang pun di sana.
Namun saat aku memasuki tempat biasa para pengurus menjaga.
Ada beberapa santri yang melihatku.
Munkin karena heran melihatku berlari dengan keadaan seperti itu, mereka menghampiriku.
Mereka bertanya, namun aku tak lekas menjawab.
Hingga aku menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada mereka.
Mereka kaget bukan main, namun mereka percaya karena satu hal, waktu aku berada disana adalah waktu dimana sakral sakralnya.
Sekarang aku sadar, kenapa orang dahulu mengatakan.
Namun aku tidak ada diantara santri yang berada di masjid mengikuti kegiatan tahlilan bersama.
Aku malah berada di tempat biasa aku nongkrong bersama teman teman di waktu siang.
Jujur saja aku adalah termasuk santri yang tergolong nakal, sering tidak mengikuti kegiatan harian, sering kena takzir atau hukuman, namun disamping itu semua, aku adalah orang cepat tanggap dalam menanggap suatu pelajaran (jujur XD)
Yap kembali ke kisah misteri
Tempat yang tadi aku ceritakan adalah tempat dengan banyak rimbunan pohon disertai dengan hempasan tambak luas berisikan ikan ikan bandeng.
Pondok ku memang berada di suatu daerah tempat pendestrian ikan bandeng dan garam.
Jadi lumayan kedesa desaan meskipun berada di wilayah perkotaan.
Tidak seperti biasanya, aku kesana seorang diri ditemani sebungkus rokok, saat itu aku memang kesana di waktu menjelang maghrib.
Burung burung camar sudah pergi digantikan oleh suara burung gagak, pertanda bahwa maghrib akan segera datang.
Namun aku tak takut (masak santri yang biasanya berurusan dengan pengurus, harus takut dengan hantu, pikirku)
"Allahu Akbar" (suara adzan dari masjid sudah berkumandang)
Aku tetap tak beranjak dari tempat yang aku duduki.
20 menit telah berlalu, biasanya di saat saat seperti ini, kegiatan tahlilan sudah dimulai.
Disaat para santri dengan kyusuk membacakan tahlil (kiriman doa) bagi orang orang terhadulu, seperti kakek, nenek, ibu dan juga ayah.
Namun aku dengan santainya menghiraukan hal itu.
Tiba tiba perutku terasa mulas, ingin rasanya beranjak dari tempat itu, nakun aku berpikir 2 kali, kalau aku pindah dari tempat itu, berarti hukuman akan menimpaku.
Karena pasti para pengurus akan melihatku, dan nyatanya aku tidak mengikuti kegiatan wajib di hari kamis.
Akhirnya dengan terpaksa, aku buang hajat di sana, karena disana sudah ada air dan tempat untuk buang hajat (jamban)
(Maaf sedikit jorok)
Seperti kebanyakan orang, buang hajat akan terasa nikmat jika ditemani oleh sebatang rokok.
Malam mulai kelihatan gelapnya sampai terasa di tempatku, tapi aku masih tak takut, ku hisap perlahan rokok itu, seraya berhayal kemana mana.
Deg deg deg
Ada perasaan aneh, kulihat ada seseorang dengan samar samar berada dibawah pohon.
Seharusnya jika aku memakai kacamata, orang tersebut akan terlihat lebih nyata, tapi aku lupa membawanya.
Minus ku lebih parah dari santri lainnya, jadi sudah sewajarnya jika aku melihat sesuatu akan nampak terlihat samar.
Tapi itulah yang membuat aku tidak takut, pikirku bayangan samar itu adalah teman teman yang mengerjaiku.
Namun prasangka itu salah besar.
Kubiarkan bayangan samar tersebut hingga akhirnya ada sinar merah yang di daerah kepalanya.
Warna merah itu jelas sekali meskipun aku tidak memakai kacamata, bayangkan saja, dikegelapan nampak sebuah cahaya, sudah pasti cahaya tersebut akan menjadi sorotan orang yang melihatnya
Deg deg deg
Aku semakin takut, kenapa ada bayangan merah, dan semakin lama semakin bercahaya.
Kuberanikan diri untuk melihatnya lebih dekat, munkin ada satu meter jaraknya.
Aku kaget.
Ternyata bayangan itu adalah orang bertubuh besar dengan mata merah yang bercahaya.
Tubuhnya hitam namun samar karena gelapnya malam, hanya nampak cahaya merah yanh keluar dari matanya.
Aku berlari sejauh munkin, semak semak kulewati namun ada kejanggalan.
Kenapa bisa tubuhku terasa sakit ketika melewati semak semak itu?
Aku sadar, aku tidak memakai sehelai kainpun (maaf jorok)
Aku tak menghiraukan itu (munkin karena hanya ada santri putra saja) XD
Ku terobos tempat biasa para pengurus menjaga.
Keberuntungan ada dipihakku, tidak ada satupun pengurus disana.
Meskipun ada akan kuterobos mereka, pikiranku hanya satu saat itu.
Berlari sejauh munkin.
Dalam keadaan tanpa sehelai kain, aku langsung menuju kamar.
Tidak seorang pun di sana.
Namun saat aku memasuki tempat biasa para pengurus menjaga.
Ada beberapa santri yang melihatku.
Munkin karena heran melihatku berlari dengan keadaan seperti itu, mereka menghampiriku.
Mereka bertanya, namun aku tak lekas menjawab.
Hingga aku menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada mereka.
Mereka kaget bukan main, namun mereka percaya karena satu hal, waktu aku berada disana adalah waktu dimana sakral sakralnya.
Sekarang aku sadar, kenapa orang dahulu mengatakan.
"Kalau maghrib jangan keluyuran, apalagi tepat di malam jumat"
Itu adalah sebuah pelajaran beharga bagiku, hingga saat aku masih mondok, aku tak pernah kesana diwaktu maghrib dan sendirian.
Munkin hanya sebatas itu kisah misteri yang dapat aku ceritakan.
Salam hormat bagiku, Ahmad.
Bagaimana? tertarik untuk berbagi kisah di waktu nyantri seperti teman kita sholeh.
Kisah mu akan dibaca oleh ratusan orang hingga ribuan, jika berminat mari Berbagi Kisah.
buset serem amat ceritanya gan
BalasHapuskok pas lagi skrg kan malam jumat ihh tacut....
BalasHapusbacanya tepat malem jumat seremm wkwk
BalasHapussecara pribadi ane belum pernah mengalami hal macam itu, jd karna belum ngalamin, sepeti orang kebanyakan ane jd urang percaya. tp tetep nice post
BalasHapus