Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Susahnya Mencari Air Di Pesantren

Air Di Pesantren
Bincang Santri - Sebagai tempat pendidikan bernuansa islami, pesantren tiap waktunya di isi oleh ibadah yang berhubungan dengan Allah (Hablu minallah), seperti sholat, mengaji al quran, dan lain sebagainya, namun air sebagai syarat untuk melakukan ibadah ibadah di atas, susah untuk ditemukan di pesantren.

air di pesantren


Percaya atau tidak, kebanyakan pesantren selalu kekurangan air, yang berdampak kepada aktivitas santri itu sendiri.

Seperti kegiatan mandi, cuci cuci baju, dan semua kegiatan yang berhubungan dengan air.

Ada beberapa kemungkinan, kenapa mencari air dipesantren itu susah ?

1. Hemat Air


Sejatinya santri itu memang di didik sedemikian rupa, agar kelak mereka bisa mengamalkannya di kehidupan bermasyarakat, lebih lebih jika santri itu sudah menikah.

Hemat bukan hanya berupa uang atau fulus semata, di pesantren pun kita di ajari berhemat, hemat barang kiriman dari orang tua, hemat memakai baju XD, dan tak terkecuali hemat air

Pihak pesantren memang sengaja memberi batas kouta air kepada para santri, agar mereka bisa hidup hemat dan lebih dewasa.

Dengan adanya konsep seperti itu, santri bisa belajar untuk berbagi, meskipun itu hanya sekedar mandi dan cuci cuci baju.

2. Tempat yang tidak mendukung


Tempat yang tidak mendukung juga merupakan salah satu kemungkinan susahnya mencari air di pesantren

Seperti pesantren pesantren di daerah perkotaan, percaya atau tidak, pesantren yang berdiri di area perkotaan akan selalu mengalami kekurangan air bagi santri.

Untuk membuktikannya coba tanya santri yang nyantri di pesantren kota.

Munkin terbesit di benak pembaca :

Loh bukannya kota dekat dengan PDAM ?

Jawabannya akan kita ketahui nanti di penyebab ke 3.

Kalau di kota aja seperti itu, lantas bagaimana dengan pesantren yang berdiri di daerah pinggiran dataran rendah.

Yah, masih tetap ada air kok, tapi ya gitu, banyak kurangnya XD

3. Kouta air dan santri tidak seimbang


Bayangkan saja, misal 1 santri mendapatkan jatah 5 liter air dalam sehari, dan di asrama tersebut ada 250 santri berarti yang butuhkan dalam sehari adalah 1.250 liter air.

Sedangkan pesantren hanya bisa mengeluarkan 1000 liter dalam sehari, bayangkan berapa banyak santri yang tidak memakai air.

Namun permasalahannya bukan terletak disitu, tapi dari santri itu sendiri, terkadang mereka yang sudah merasa senior malah mandi seenaknya dan cuci cuci baju semaunya.

Itulah mengapa untuk mengantisipasi kelakuan kelakuan seperti itu, pihak pesantren membuat tulisan "Hematno nganggo banyu, santri harus bisa saling berbagi"

Bisa saja kouta air ditambahkan,  namun itu berdampak bagi syariah (SPP) santri, mengingat biaya air itu sangat mahal (jawaban ketiga)

Sedangkan orang tua sekarang pengen anaknya mondok dengan biaya yang sangat murah, jadi pihak pesantren, sebijaksana munkin memenuhi apa yang di minta orang.

Padahal kalau kita mengingat kembali pelajaran "alala", didalamnya sudah jelas tertera, bahwa kalau ingin pintar salah satu syaratnya adalah dengan biaya.

Perlu kita gari bawahi, semua kemungkinan kemungkinan di atas akan terbantahkan oleh pesantren yang berdiri di dataran tinggi seperti kota malang, pasuruan, mojokerto dan dataran tinggi lainnya.

Yah, mengingat disitu adalah sumbernya air, jadi istilah susahnya mencari air di pesantren sudah tidak berlaku lagi.

Air segar akan selalu menemani mereka, tak pusing soal air, mandi pun tak perlu ngantri, cuci cuci baju bisa kapan saja tanpa menunggu hujan turun XD

Yah itulah kelebihan bagi pesantren yang berdiri didataran tinggi, namun dibalik kelebihannya pasti ada kekurangannya (bagiku sih kurang greget XD)

Setelah mengetahui penyebabnya, kali ini kita akan membahas solusinya.

Mengingat pesantren adalah tempat untuk beribadah dan beribadah yang berhubungan dengan allah itu selalu di awali dengan berwudhu.

Apakah para santri tidak melakukan ibadah ibadah itu jika kekurangan air. ?

Meskipun hidup mereka selalu kekurangan air, namun mereka takkan meninggalkan kewajibannya sebagai muslim.

Salah satunya solusinya adalah rela tidak mandi berhari hari agar bisa berwudhu dan melakukan kegiatan lainnya.

Kalaupun mandi, paling 1 kali sehari (2 hari juga bisa kok atau lebih XD) dan lamanya hanya sekedar 5 menit (jangan dibayangin yah XD).

Ada juga santri yang rela menunggu di pagi buta demi membasahi tubuhnya mengingat kalau jam 06.00-07.00 air pasti sudah habis dan akan kembali penuh di jam 23.00 (pada saat semua santri tidur XD)

Apalagi pas malam jumat, bisa bisa kamar mandi dijadikan ajang lomba cuci cuci baju


Fenomena susahnya mencari air di pesantren akan selalu menjadi kenangan terindah bagi alumni, munkin pembaca yang berstatuskan alumni pesantren pasti tertawa tawa membaca ini XD

Munkin itulah sedikit ulasan yang dapat kami sampaikan, dan jangan lupa berkomentar ya :)

2 komentar untuk "Susahnya Mencari Air Di Pesantren"

  1. Bener gan,,
    D pesantren ane dulu juga kayak gitu,bahkan kalau lagi hari libur,itu berebut air untuk nyuci dan jugak waktu pagi mau masuk kelas,itu pandai-pandai santri nya lah untuk nyarik air untuk bisa mandi,bahkan ada yang gak mandi wkwkk

    BalasHapus
  2. Saya baru tahu, kalau susahnya kehidupan di pondok pesantren itu

    BalasHapus