Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

RA Kartini, Seorang Santriwati Yang Dicintai Bangsa

Kartini Santriwati
Bincang Santri - "Ibu kita kartini, putri sejati" sebuah lirik lagu yang ditujukan kepada seorang wanita, wanita pribumi pertama yang memperjuangkan emansipasi wanita indonesia, namun tak banyak masyarakat tau, bahwa RA kartini adalah seorang santriwati.

ibu kartini santriwati

 

Ra Kartini seorang santriwati ?


Ra Kartini adalah Santriwati dari seorang kyai terkenal pada zamannya, seorang wali bernama KH Sholeh Darat atau biasa di panggil dengan sebutan mbah sholet darat, lalu kata "Darat" adalah sebuah nama tempat tinggal beliau di kampung darat.

Mbah sholeh darat hidup di zaman 2 waliyullah termasyhur, KH Kholil Bangkalan madura dan Syekh Nawawi Al Bantani.

Pertemuan Dengan Kartini


Selain mengajar di pesantren, KH sholeh darat, kerapkali mengajar di kalangan priyayi (bangsawan), saat itu beliau tepat mengajar di kediaman paman kartini.

Mbah sholeh darat yang saat itu mengkaji atau mentafsirkan surat al fatihah, membuat kartini terlena untuk mendengarnya, kartini meminta pamannya untuk mengenalkannya.

Dalam percakapannya dengan mbah sholeh, kartini meminta mbah sholeh untuk menerjemahkan alquran kedalam bahasa jawa, agar bisa di pahami oleh orang orang pribumi.

"Tak ada gunanya membaca Al Quran kalau tidak tau maknanya" - Ra Kartini

Siapa sangka, mendengar penuturan dari wanita muda itu, mbah sholeh hanya berucap "Subhanallah", mbah sholeh akhirnya menuruti permintaan kartini, padahal pemerintah belanda saat itu melarang keras untuk menterjemahkan Al Quran kedalam bahasa jawa.

Tak kehilangan akal, mbah sholeh darat akhirnya menterjemahkan Al Quran kedalam bahasa pegon, atau di kenal arab gundul (bahasa arab namun tidak berharakat) .


Kitab tafsir yang di kemudian hari di beri nama Faidh Ar Rahman, adalah kitab tafsir pertama di tanah jawa, tapi sayang, KH Sholeh Darat tak sampai selesai membuatnya, karena beliau telah wafat terlebih dahulu.

Kitab di atas juga merupakan hadiah pernikahan yang di berikan oleh mbah sholeh kepada kartini, kartini yang mendapatkannya, begitu senang sekali.

Dalam pembelajaran mengenai tafsir Al Quran, kartini menemukan sebuah ayat (Al Baqarah - 257) yang menggetarkan hatinya.

مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ

"Minadzulumati ilan nuur" - "Dari kegelapan menuju cahaya"

Namun sayang, istilah di atas kemudian melenceng dan terganti oleh kalimat "Habis gelap terbitlah terang"

Banyak yang tidak tau bahwa kalimat yang selalu di ucapkan oleh kartini berasal dari kitab suci Al Quran.

Seorang murid yang hebat, tak luput dari kearifannya sang guru, mbah sholeh yang mengajarkan ilmu agama serta cinta tanah air membuat kartini menjadi seperti itu.

Bukan hanya kartini saja, mbah sholeh darat juga menjadi guru dari KH Hasyim Asyari (Pendiri NU), ada juga KH Dahlan (Pendiri Muhammadiyah), dan semua murid beliau itu adalah pahlawan dari kalangan santri.


Darah Seorang Kyai


Jika melihat nasab (garis keturunan) ibu, kartini merupakan cucu dari seorang kyai bernama madirono, tak heran jika semasa kecilnya menampakkan kesopan santunan.

Sekarang kita tau, dari mana kekuatan serta perjuangan seorang kartini untuk menegakkan "minal mahdi ilal lahdi".

Persamaan hak seorang wanita dalam belajar, mencari ilmu, agar wanita tidak menjadi sebodoh dulu.

Tanpa beliau, munkin kita (wanita) sekarang ini tak bisa merasakan sekolah, oleh karenanya sudah sepatutnya beliau menjadi orang yang mesti kita cintai.

Meskipun tak banyak yang mengenalnya, dan hanya mengenal lewat cerita cerita di buku, hari kartini selalu menjadi di tunggu tunggu oleh bangsa indonesia, khususnya dari kalangan wanita.

Cinta yang ditanamkannya kepada bangsa, membuat kartini layak menjadi pahlawan nasional.

Semoga enkau indah di sana wahai ibu kita, ibu kartini, doa kita akan selalu menyertaimu.

Selamat libur panjang :)

*Di oleh dari berbagai sumber

Itulah kisah kartini sebagai seorang santriwati, jika ada penambahan terkait artikel ini, mohon untuk berkomentar di bawah ini :)

1 komentar untuk "RA Kartini, Seorang Santriwati Yang Dicintai Bangsa"