Hilangnya Keistimewaan Sang Santri
Keistimewaan Santri Pondok Pesantren
Bincang Santri - Kegelapan malam serta rembulan yang memang pada saat itu sebagai penerang satu satunya menjadi teman temanku, aku dan kyai mansur masih terus berjalan namun langkah kakiku terhentikan.
"Nak, sepertinya kita harus cepat cepat, mau hampir shubuh, disana ada persimpangan, kita lewat sana sebagai jalan pintas kita".
"Enggeh kyai".
Setelah menelusuri jalan yang ditunjuk oleh kyai mansur, ternyata jalan yang di maksud adalah sebuah aliran sungai.
Agar cepat sampai, aku dan kyai mansyur harus berenang.
Tapi siapa sangka, aku masih tak percaya dengan apa yang kulihat ini.
Kyai mansyur yang sedari tadi bersamaku, dengan santainya berjalan di atas aliran sungai.
"Hei nak, ayo cepat kesini" sambil melampaikan tangannya.
Mendengar ucapannya, aku terbangun dari lamunan yang barusan aku lihat.
Untungnya, aku bisa berenang, air di keheningan malam membuat tubuhku gemetaran.
Sesampainya di seberang, kyai mansyur berkata padaku :
"Kita istirahat sejenak".
"Enggeh kyai". jawabku
Aku masih tak percaya dengan apa yang kulihat beberapa menit yang lalu.
Seorang bertuliskan "Ahlun Naar" bisa melakukan hal seperti itu dan akupun terlena oleh bayang bayang.
"Hei nak, kenapa kau kaget seperti itu ? apakah yang kau cari dari sudah kau dapatkan ?" apakah pembenar dari tulisan di kening ini sudah kau dapatkan ? apakah kau masih ragu dengan keistimewaanmu sendiri?".
Aku kaget mendengar ucapannya, pertanyaan demi pertanyaan beliau lontarkan kepadaku, dari mana brliau tau semua itu, aku hanya bisa menunduk pasrah mendengar apa yang beliau ucapkan.
"Hei nak ali, janganlah kau cemaskan apa yang tertulis di keningku ini, dan jangan pula kau mencari apakah aku berhak masuk neraka atau surga karena tulisan ini, pertama : apa yang kau lihat belum tentu dari hatimu yang bening, kedua : sebagaimana kau ketahui, aku adalah milik allah, begitupun kamu, terserah allah memasukkan aku dimana, allah tak perlu alasan untuk melakukan itu".
"Kau lihat orang orang tadi, apakah kau mengira mereka akan masuk neraka ? sedangkan orang orang yang bernana kyai akan masuk surga?".
"Perlu kau ketahui nak, terkadang anugerah bisa jadi musibah, kah lihat tadi mereka, mereka adalah orang orang yang jauh dari sifat sombong dan hal hal yang membesarkan diri, berbeda dengan orang orang besar, godaan untuk bersifat sombong itu ada setiap saat, lebih lebih keistimewaab tersebut sudah diakui oleh kebanyakan orang".
"Ayo kita pulang".
"Enggeh kyai"
Malam ini, malam yang dari segalanya, banyak yang aku dapatkan dari kyai satu ini, pikiranku terbuka lebar karenanya.
Aku berdiri, tapi saat aku menoleh, kyai mansyur sudah tak ada.
Aku berjalan melewati semak semak, mendengar suara adzan berkumandang, aku cepat cepat untuk pergi ke arah suara agar bisa ikut sholat berjamaah dengan beliau.
Namun harapan telah usai, kyai mansyur tak ada disana.
Kemanakah beliau ?
Tiba tiba ada orang yang menghampiriku.
"Apakah samean mas ali ?".
"Iya pak"
"Ini titipan dari mbah kali" sambil menyodorkan barang barangku.
"Kemana beliau pak ?" tanyaku.
"Mana kutahu, warga sini tak tau dari mana mbah kali dan kemana tujuannya".
- Selesai -
Kembali Ke :
Episode 1 : Kisah santri yang dapat melihat masa depan
Episode 2 : Kisah wali allah dan santri
-----
Alhamdulillah, akhirnya kisah ini telah usai sudah, perlu kau ketahui sobat, cerita santri ini adalah cerita yang saya dapatkan setelah membaca karangan cerita KH Mustofa bisri (gusmus).
Jadi cerita ini bukan saya yang buat, namun saya ubah dengan gaya bahasaku sendiri kawan (untuk melatij skill haha).
Nah, maaf sebelumnga jika sobat menunggu terlalu lama untuk cerita ini, maafkan ya :).
Kalau begitu, jika ada yang perlu ditanyakan dari episode hilangnya keistimewaan sang santri, mohon sobat untuk bertanya melalui kolom komentar dibawah ini.
Posting Komentar untuk "Hilangnya Keistimewaan Sang Santri"