Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Praduga Santri Teroris

Dugaan Santri
Bincang Santri  - Setelah kepergian ahmad dari pesantren, dia berencana untuk melaporkan semua kejadian ini kepada kepolisian, ahmad juga berpikir bahwa ada salah satu santri yang ada kaitannya dengan terorisme ini.

kantor polisi

"Aku harus cepat cepat, tak ada waktu lagi bagiku, kalau tidak, puluhan hingga ratusan orang jadi taruhannya"

Tanpa ahmad sadari, sejak kepergiannya dari pesantren, ada 2 orang yang sedang mengikutinya dari kejauhan.

"Ada yang tidak beres dengan tingkah laku ahmad, coba kau perhatikan dia" orang ini telah ketahui bernama saiful

"Iya ful, mau kemana dia pergi, kenapa harus pakek tas segala ? ada yang tidak beres ini, ayo kita laporkan hal ini kepada pak kyai dan pak joko kang" santri yang bernama soim menawarkan kepada saiful

Saiful : "Tidak usah, mending kita ikuti saja dia"
Soim : "Baik kang"

--------

Ahmad masih terus berjalan melewati desa desa, dia harus berjalan 10 Km agar bisa sampai ke jalan umum dan mencegat bus untuk melanjutkan perjalanan ke kantor polisi yang berada di kota.

Dalam perjalanannya ia masih saja terbayang bayang pak kyai, apakah ini semua dalang pak kyai ? apakah ada santri lainnya yang tau ? atau mereka pura pura tidak tau ?

Ahmad mencegat bus yang lewat, dia pun menaikinya.

Melihat ahmad naik bus, saiful dan soim meminjam sepeda motor pada temannya yang berada tak jauh dari jalan umum.

Soim : "Lihat kang, ahmadvmenaiki bus, ini pasti ada apa apanya, kita harus cepat"
Saiful : "Pinjam sepeda motor ke bejo, munkin sekarang dia ada dirumah"
Soim : "Baik kang, samean tunggu disini"

Soim meninggalkan saiful, pergi dengan tujuan meminjam sepeda motor kepada temannya, alhasil motor pun di dapatkannya.

Saiful dan soim mulai mengejar ketertinggalan mereka, untungnya, bus yang di naiki oleh ahmad nampak di depan mereka.

Bus berhenti tepat di kantor polisi, ahmad keluar dari bus dan masuk ke kantor polisi.

Melihat ahmad masuk ke kantor polisi, saiful dan soim semakin yakin bahwa ahmad telah mengetahui semuanya, dan berniat untuk menggagalkan rencana pak kyai.

Saiful : "Kita harus cepat pulang, kita harus melaporkan ini kepada semuanya"
Soim : "Setuju kang, kita harus cepat cepat"

--------

"Assalamualaikum" ahmad mengucapkan salam kepada salah satu anggot kepolisian
"Walaikum salam, bisa perkenalkan terlebih dahulu siapa anda dan ada keperluan apa?"
Polisi menjawab

Ahmad : "Saya santri dari pesantren X, saya ingin berbicara dengan polisi yang mempunyai jabatan tertinggi disini pak?"
Polisi : "Ada apa ?, mana surat izinnya?"

Ahmad : "Saya tidak punya pak"
Polisi : "Maaf, kami tidak bisa mempertemukam anda dengan atasan kami"

Ahmad : "Ini penting pak, saya harus bisa menemui atasan bapak"
Polisi : "Tidak bisa !!"

Ahmad : "Saya mohon pak, ini menyangkut masalah nyawa orang orang, saya hanya ingin menyampaikan kepada atasan bapak"

Melihat kecekcokan yang terjadi di dalam kantor, salah seorang polisi berbadan tegan dengan tiga bintang di bahunya mendatangi asal muasal percekcokan itu.

Jendral : "Ada apa ini ?"
Polisi : "Maaf pak, anak ini ingin bertemu bapak" sambil menunjuk ke arah ahmad

Jendral : "Ada apa kau ingin bertemu dengan saya"

Ahmad melihat sekilas pak polisi yang berpangkat jendral ini, ahmad melihat ada harapan di dalam pakaian yang beliau kena.

Ahmad : "Saya ingin membicarakan sesuatu pak"
Jendral : "Bicaralah"

Ahmad : "Maaf pak, saya ingin berbicara hanya dengan bapak saja"
Polisi : "Kurang sopan santun kau nak, lihatlah siapa yang kau ajak bicara ini"

Melihat keseriusan ahmad dalam bicara, pak jendral pun memenuhi permintaan ahmad.

Jendral : "Baiklah kalau begitu nak, ikut aku"
Ahmad : "Terima kasih pak"

--------

Dengan kecepatan 100km/jam, saiful dan soim dengan cepat sampai ke pondok pesantren, dan mereka pun langsung masuk ke ndalem kyai, dan untungnya saat itu ada azizah.

Saiful : "Maaf neng, bisa panggilkan pak kyai, ada hal penting soalnya"
Aziah : "Kenapa kang, kok kayak habis di kejar setan, tunggu sebentar yah, saya panggilkan"

Azizah memanggil ayahnya.

Dari dalam kamar, keluarlah pak kyai dan mengisyaratkan kepada azizah agar pergi dari tempat pembicaraan.

Pak kyai : "Apa apa ful ?"
Saiful : "Maaf yai, tadi saya melihat ahmad pergi mengenakan tas, apakah yai tau"

Pak kyai : "Tidak, dia tidak kesini sekali, ngapain dia"
Saiful : "Itulah yang kami bicarakan yai, tadi kami berdua melihat ahmad pergi, dan dia berhenti tepat di depan kantor polisi, saya yaqin bahwa ahmad mengetahui rencana kita"

Mendengar penuturan dari saiful, pak kyai tersentak kaget, bagaimana ahmad bisa tau, ? apakah ada salah seorang santrinya yang berkhianat ?

Pak kyai pun teringat pembicaraannya dengan pak joko yang berada di dapur ndalem

"Munkin itulah penyebabnya" pak kyai mulai mengangguk ngangguk

Melihat pak kyainya berkata seperti itu, saiful dan soim saling pandang.

Soim : "Apa yang mesti kita lakukan pak kyai?"
Saiful : "Kita harus cepat yai, kalau tidak rencana kita akan gagal"

Pak kyai : "Apa yang kalian katakan memang benar, kalau begitu, telfon anggota kita yang berada di di kota, suruh mereka untuk memantau kantor polisi tersebut"

"Dan kalian berdua ikut aku" pak kyai melanjutkan pembicaraannya

"Enggeh kyai" jawab mereka berdua secara kompak.

Apa yang dibicarakan oleh ahmad dan pak jendral ? lalu apa yang akan di lakukan oleh pak kyai dan ke dua santrinya tersebut ?

[Bersambung]

--------

Kembali Ke
Episode 1 : Kisah cinta seorang santri

Episode 2 : Terorisme pesantren

Lanjut Ke
Episode 4 : Jalan sang santri

Episode 5 : Aku santri bukan teroris

Episode 6 : Amanah sang kyai

Episode 7 : Rencana santri teroris

Episode 8 : Temu santri 

Tunggu saja kelanjutannya, jika ada penambahan atau apa saja terkait kisah ini, mohon untuk berkomentar di bawah ini.

Posting Komentar untuk "Praduga Santri Teroris"